Saya ingat betul ketika mendapatkan pesan singkat oleh Septian mengenai ajakan untuk kumpul KFKRP (Komunitas Fotografer Kaskus Regional Palembang. Isinya kurang lebih seperti ini "Mau ikut manjat ampera ga ? Serius ini". Mengapa ada kata-kata "Serius ini" karena pada sehari sebelumnya saya baca di thread yang isinya ajakan kumpul di homebase demang oleh kak Zul, ternyata anak-anak tidak ada yang kumpul sama sekali. Untuk memastikan hal ini saya pun menelpon Septian dan benar adanya memang akan diadakan night landscape di lokasi yang paling diincar oleh para landscaper, yakni puncak menara Jembatan Ampera.
Tidak semua orang bisa mengambil gambar dispot ini, berhubung kak Candut mempunyai teman yang merupakan juru kunci menara, kami pun mendapatkan akses untuk melakukan pendakian. Sebelum memulai perjalanan kami pun tidak lupa untuk berdoa terlebih dahulu demi keselamatan dan kesuksesan, jujur saja menara ini terkenal angker. Terkumpulah para pendaki-pendaki tangguh yakni saya sendiri, kak Candut, kak Wisnu, kak Arman, Septian dan Indra
Untuk mencapai puncak, kita harus menaiki kurang lebih 200 anak tangga, dimana anak tangga ini sangat kecil. Akan tetapi masih jauh lebih besar daripada anak tangga menara mesjid agung. Pendakian cukup menguras tenaga, terlebih dikarnakan kurangnya oksigen akibat ruangan yang sempit ditambah dengan kondisi medan yang sangat sangat berdebu. Setelah hampir kurang lebih 30 menit pendakian, kamipun tiba di ruang mesin dan pemotretan nightscapepun dimulai.
Setelah mendapatkan apa yang saya inginkan saya pun beranjak ke lantai berikutnya yakni ruang pengintaian. Bisa dibilang kondisi di ruangan ini sangat parah dan tidak terurus, wajar saja bila bisa dikategorikan sarang dari segala hantu. Sebelum beranjak ke atas saya menyempatkan foto FR Indra dan kak Wisnu.
.Penampakan 1 : Indra n kak Wisnu. |
.Penampakan 2 : kak Wisnu. |
Untuk mencapai puncak banyak rintangan yang mesti dilewati, rintangan pertama yakni kami harus memanjat melalui tali tambang yang sudah terpasang untuk menuju ke puncak, rintangan ke dua yakni, untuk ke atas saya harus melewati sebuah lubang yang menurut saya sangat sangat kecil, terlebih ukuran tubuh saya yang sangat sangat besar. Alhamdulillah rintangan pertama dilewati, akan tetapi ini baru setengah puncaknya. Untuk mencapai ke tengah, saya harus melewati jari-jari atap yang sangat rapuh, dimana harus memposisikan badan secara pas dan berpegangan pada kayu yang pas. Alih-alih berpegangan, kalau salah langsung terjun ke bawah.
.Benteng Kuto Besak. |
.Foto yang diambil di atas jari-jari atap. |
Setelah cukup lama bercanda gurau di tangah, saya pun langsung menuju ke atas dengan menaiki tangga di sebuah lubang yang benar-benar pas dengan ukuran badan saya. Untuk mencapai ke atas saya meminta kak Candut untuk mengambilnya ke atas, setelah kamera aman, barulah saya langsung memanjat ke atas. Setelah mencapai puncak, Subhanallah sekali, Palembang terlihat sangat indah. Sangat berbeda keadaanya ketika siang dimana polusi merajalela ditambah dengan kemacetan yang terjadi hampir di semua titik.
.KM 0 Palembang. |
.Ulu dan Ilir sungai Musi. |
.Benteng Kuto Besak. |
Ada satu yang konyol ketika sebelum dimulai pendakian, dikarnakan di komplek saya sudah terjadi mati air ledeng selama 4 hari dan saya hanya menyisakan baju di pakai. Saya benar-benar salah kostum karena medan yang dilewati mengharuskan saya harus memakai jaket dan celana panjang, saya hanya mengenakan sebuah kaos dan celana oblong.
.Petualang KFKRP : kak Wisnu, kak Candut, Indra, Kak Arman, Saya dan Septian. |
Masalah selanjutnya yakni ketika pulang, jujur saja saya menyangkut di lubangnya dan tidak sengaja menginjak tangan Indra yang sudah terlebih dahulu sudah di bawah. Setelah tiba kembali ke ruang mesin, kegiatan dilanjutkan dengan menuruni anak tangga. Pesan saya jangan pernah berada di barisan paling belakang, benar benar menyeramkan. Saya seperti mendengar suara-suara pelan, dan usut punya usut ternyata berasal dari "walkie talkie" kak Wisnu. Perjalanan menuju bawah pun terasa lebih singkat dibandingkan perjalanan pendakian.
Sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk beristirahat di tempat biasa KFKRP nongkrong, yakni riverside. Cukup banyak yang kami bicarakan dimana memutuskan untuk melakukan perjalanan perburuan landscape selanjutnya menuju Semendo.
Tunggu saja postingannya, sebentar lagi akan saya publish :)
.Sisi Lain River Side. |
.Mesjid Agung Palembang. |
Sedikit tips dari saya yakni :
1. Jangan lupa untuk menggunakan pakaian yang tebal bik itu menggunakan jaket karena kesehatan fotografer diutamakan.
2. Meskipun medan yang dilewati berat, jangan lupa untuk menggunakan tripod, karena pemotretan malam yakni night scape menggunakan shutter speed hingga 20 detik.
3. Usahakan untuk memfoto icon dari sebuah tempat, karena akan memberikan karakter tersendiri bagi foto anda.
4. Penggunakan filter polarizing dianjurkan sehingga membuat hasil foto anda akan tampak lebih bewarna.
5. Be creative for your perfect photos.
0 comments:
Posting Komentar
said