Baru-baru ini saya bersama rekan-rekan sejawat saya yang sama-sama hobi fotografi yang tergabung dalam KFKRP berangkat ke Semendo. Semendo atau masyarakat lokal biasa menyebutnya "semende" adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Saya bersama kak Candut, Septian serta Indra berangkat dengan menggunakan mobil kak Arman. Cukup jauh perjalanan yang ditempuh yakni sekita 9 jam, dengan melewati daerah Indralaya - Prabumulih - Tanjung Enim - Muara Enim dan Semendo. Karena perjalanan yang terlampau sudah terlalu siang untuk berangkat, kami memutuskan untuk singgah sebentar di rumah saudara kak Candut di daerah Muara Enim dikarnakan jalan yang harus dilewati di semendo harus melewati bukit-bukit beserta jurangnya dan jalur yang dilewatipun sangat kecil yakni hanya bisa di lewati satu mobil (dua mobil sebenarnya bisa, tapi terlalu mepet). Selama di Muara Enim kami pun menginap sembari mengistirahatkan badan yang lelah selama perjalanan.
.Diambil dari kamera bb saya : barang di bagasi. |
Hari kedua kamipun siap untuk memulai perjalanan, berangkat sekitar jam 6.30 setelah sarapan, perjalanan pun kami mulai. Ada satu yang unik selama perjalanan yang kami tempuh yakni keadaan BBM yang minim di setiap daerah yang kami lewati. Entah kenapa, BBM ini menjadi salah satu barang yang langka. Perjalanan kami tempuh sekitar 3 jam dari Muara Enim dan kami memutuskan untuk berhenti sejenak untuk menikmati indahnya panorama alam air terjun curup tenang yang menjadi salah satu komoditi wisata penduduk setempat.
.Diambil dari kamera bb saya : Antrian BBM di daerah. |
Sebelum memulai pemotretan landscape kami pun menikmati hasil bumi yang paling terkenal di daerah ini yakni kopi. Masyarakat setempat menyebutnya kopi Semendo dimana di pasaran internasional kopi ini biasa disebut kopi Sumatera.
“Sumatra coffee beans are some of the heaviest, smoothest & most complex coffee in the world.” (Coffeeresearch.org)"
Setelah puas menikmati kopi Semendo, perburuan landscape pun dimulai, beruntung kondisi cuaca saat itu sangat bersahabat, tidak terlalu terang dan udara perbukitan yang sangat sejuk. Saya menggunakan filter polarization dan GND hard untuk membuat warna yang dihasilkan lebih berkarakter dan alat ini dapat mendukung tehnik slow speed yang ingin saya buat.
.Curup Tenang. |
.Foto diabadikan oleh kak Arman : Arman, kak Candut, Saya, Indra dan Septian. |
Perjalanan kembali kami teruskan, tidak lama dari curup tenang, kami kembali berhenti untuk menyambangi sebuah kebun durian dari paman kak Candut. Acara santai makan durian pun berlanjut sambil menunggu adzan dzuhur tiba. Cukup banyak durian yang kami makan di lokasi, kalau tidak salah sampai 7 buah, yang membuat saya, kak Candut, Septian dan Indra merasa mabuk durian (catatan ternyata kak Arman anti durian,alasannya tidak tahan). Uniknya ada kepercayaan bahwa kalau makan durian di daerah pagar alam, untuk menghilangkan bau tak sedapnya, kita dapat mencuci tangan dengan memejamkan mata. Percaya atau tidak bau di tangan pun hilang dengan seketika ketika saya mencobanya.
.Foto diabadikan oleh kak Arman : Pesta Durian. |
Perjalanan selanjutnya ditempuh kurang lebih 2 jam dari kebun durian, kamipun sampai di Semendo sekitar pukul 16.00. Kami langsung membersihkan diri di sebuah mata air langsung dari bukit yang airnya sangat dingin seperti batu es. Setelah membersihkan diri kamipun beristirahat untuk melanjutkan perburuan Human Interest (akan saya posting di postingan selanjutnya :D )
.Diambil dari kamera bb saya : Septian dan kak Arman. |
.Diambil dari kamera bb saya : Adik bungsu a.k.a kak Candut. |
.Diambil dari kamera bb saya : Kegiatan Membersihkan Gear. |
.Diambil dari kamera bb saya : Canon, Nikon, and Sony Lens. |
.Diambil dari kamera bb saya : Kak Candut Juragan Gear. |
Hari berikutnya dimulai dengan perburuan sunrise, dikarnakan bangun yang sudah terlalu siang, alhasil matahari pun sudah sangat tinggi,tapi alhmadulillah saya masih mendapatkan sebuah gambar yang menurut saya unik. Yakni sebuah landscape dengan Ray of Light yang membentang di sepanjang panorama perbukitan yang sedang dalam keadaan mendung.
.Barisan Ray of Light. |
.Sunrise Hunter. |
Kami melanjutkan perjalan ke Segamit, yaitu sebuah dusun kecil yang terletak paling tinggi di Muara Enim. Segamit mempunyai hawa yang sangat sejuk, dimana keindahan panorama alamnya terdiri dari persawahan dan barisan bukit yang sangat indah.
.Foto diabadikan oleh kak Arman : After LS shoot in Segamit Village. |
Setelah mendapatkan apa yang dicari, pada hari ke tiga kami memutuskan untuk melakukan perburuan Human Interest, banyak yang saya dapat dan saya akan unggah di postingan berikutnya. Tapi disamping itu saya tidak lupa mengambil beberapa gambar mengenai panorama alam yang ada di sawah para penduduk.
.Foto diabadikan oleh kak Arman : Saya dan kak Candut. |
Perburuan Landscape yang paling berkesan di Semendo, yakni perburuan di Curup Tenang. Curup tenang merupakan sebuah lokasi wisata yang hanya penduduk setempat yang mengetahui keberadaannya, dimana untuk menuju ke sana cukup membuat jiwa berpetualang saya terpanggil. Untuk menuju ke sana, kami harus mendaki bukit, melewati perkebunan durian, perkebunan kopi dan sarang babi liar, sedangkan untuk menuju ke sana kami harus menuruni jurang yang benar-benar memacu adrenalin. Asiknya ketika haus kita dapat memotong ranting untuk mendapatkan airnya. Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke curug tinggi dengan berjalan kaki kurang lebih 1,5 jam.
.Foto diabadikan oleh kak Arman : Before Extreme Landscape Shoot. |
.Foto diabadikan oleh kak Candut dengan kamera Iphone : After Landscape Shoot. |
.Kebun Kopi Semendo. |
.Embun yang dihasilkan oleh Besarnya Curup Tinggi. |
Tips dari saya untuk pemotretan landscape kali ini yakni :
1. Jangan tinggalkan tripod anda, meskipun berat tripod akan sangat-sangat membantu
2. Persiapakana apa yang ada perlukan, seperti pakaian, pisau lipat , makanan dan minuman karena ini akan sangat sangat membantu anda.
3. Pergunakanlah filter CPL dan GND untuk mendapatkan hasil yang prima.
4. Khusus untuk landscape slowspeed air terjun, penggunaan case underwater dianjurkan, untuk melindungi gear ada dari keadaan basah dan lembab.
5. Jangan lupa untuk melakukan matering yang tepat.
6. Penggunaan kain hitam untuk melihat hasil dikamera sangat dianjurkan, selain membantu anda ketika matering, dapat mengurangi intensitas cahaya ketika anda melihat hasil, disini saya menggunakan sarung.
.Foto diabadikan oleh Indra : Saya a.k.a buridx. |
Alhamdulillah kami Komunitas Fotografer Kaskus Regional Palembang menjadi orang pertama yang behasil mengabadikan panorama alam ini, meskipun harus dibayar dengan jatuhnya saya ke jurang yang lebih kurang 3 meter(Alhamdulillah jg tampa cedera serius, hanya lecet). Saya berharap suatu saat pemerintah bakal menjadikan curup Tinggi sebagai objek wisata dikarnakan objek ini masih dikatagorikan sebagai objek wisata yang belum tersentuh tangan pemerintah. Mudah-mudahan jika ada lain kesempatan saya dapat kembali ke sini untuk lebih mengeksplore keindahan alam yang ada di Semendo...amin.
4 comments:
mantepp :D
lengkap ceritannya :D
di tunggu kelanjutannya :D
@Septian : sip sip bray
ane update bentar lg
hihi
naiiiisss :D
bahasonyo masih cakmanoo cakitunah wan.. :D
asik ado jugo foto hasil aku :3
dan seperti dugaan pasti ado kato2 ini: "meskipun harus dibayar dengan jatuhnya saya ke jurang yang lebih kurang 3 meter(Alhamdulillah jg tampa cedera serius, hanya lecet)"
wokwowkowkokw
bravo KFKRP! :D
@indrakape : makasih banyak ndra
sung kela buber n sahur on the road KFKRP :D
Posting Komentar
said