September 22, 2011

Yogyakarta : Surga bagi para Traveller

Belum lama ini saya bersama Dito , Gunta , Fatih dan Sidhi menghabiskan dua hari liburan kami di daerah istimewa Yogyakarta. Bisa dimaklumi dikarnakan hari libur bagaikan emas di antara padatnya rutinitas yang kami jalankan di dunia kampus. Pada awalnya hanya sekedar ide gila untuk berangkat backpack ke sana, kamipun langsung mencari tiket tujuan Bandung stasiun Kiara Condong menuju stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Sebelum lebih jauh mengenai Yogyakarta di postingan saya kali ini, saya akan sedikit menjelaskan tentang tempat istimewa ini, yang jujur saja menurut saya merupakan surga bagi para traveller. 

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang meliputi kesultanan Yogyakarta dan kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km2 dan terdiri dari satu kota serta empat kabupaten, terbagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. 

Perjalanan yang ditempuh dari Bandung ke Yogyakarta kurang lebih 11 jam dengan menaiki kereta kelas ekonomi. Biaya yang dikeluarkan juga tergolong murah dikarnakan biaya tarif tiket yang hanya ditarik 25rb (pada saat itu terhitung hari libur). Sesampainya di stasiun Lempuyangan kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah pom bensin yang tidak jauh dari stasiun dimana pom bensin ini biasa disinggahi oleh para traveller backpack seperti kami.



Dari kiri : Fatih, Sidhi, Dito, Gunta
Menyinggahi SD tempat Dito sekolah tempo dulu
Setelah beristirahat sejenak untuk sekedar melonjorkan kaki dan mandi, kami melanjutkan perjalanan menuju jalan Malioboro yang terkenal baik untuk wisatawan internasional maupun wisatawan domestik seperti kami. Kami memutuskan untuk memotong jalan untuk mempersingkat waktu, akan tetapi jembatan yang dulu bisa diakses kini tidak ada lagi dikarnakan hancur diterjang banjir datangan dari meletusnya gunung merapi. Dikarnakan kami belum ada yang sarapan, kamipun singgah ke sebuah warung soto yang menurut saya enak sekali. Untuk para traveller, Yogyakarta selain indah dengan budayanya, juga merupakan surga kuliner dengan harga yang sangat-sangat murah.




Sesampainya di Malioboro, kami lalu naik delman untuk merasakan euforia wisata Yogyakarta. Malioboro merupakan jantung dari kota Yogyakarta yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Keadaan Yogyakarta ketika itu sungguh sangat ramai, terlebih memang sedang ada acara di daerah tersebut. Dahulunya Malioboro dijadikan pusat kota dan pemerintahan, berbagai gedung menjadi saksi perjalanan Malioboro dari sebuah jalanan biasa menjadi salah satu titik terpenting dalam sejarah Yogyakarta. Diantaranya ada gedung agung yang dijadikan rumah presiden Belanda ketika itu, benteng Vredeburg yang merupakan gedung peninggalan Belanda yang saat ini dijadikan museum. Hingga kini gedung-gedung tersebut masih berdiri kokoh dan menyisakan berbagai potret dari kejayaan masa dahulu. Dan masih banyak gedung-gedung tua lainnya.
Becak Jalan Malioboro
Delman Malioboro

Monumen Batik Yogyakarta
Museum Vredeburg


Setelah menikmati keindahan dan kemegahan benteng Vredeburg, kita mengisi perut karena tradisi dari para traveller yakni wisata kuliner. Kita mencicipi burger di Monalisa yang sudah sangat terkenal, hingga pernah diliput oleh "wisata kuliner" Trans TV. Burger tersebut sangat murah hanya 12rb, tetapi sensasi yang diberikan sungguh menggoda selera. Dikarnakan hari sudah menjelang sore kita menginap di kontrakan teman Dito dan Fatih ketika masih SMA.  
Wisata Kuliner para Traveller
Hari berikutnya kita langsung menuju Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi Prambanan merupakan maha karya kebudayaan Hindu dari abad 10 yang kecantikan arsitekturnya tidak tertandingi, tidak hanya itu candi prambanan merupakan candi tercantik di dunia. Candi prambanan memiliki 3 candi utama yakni candi Wisnu, Brahma dan Siwa. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma dan Garuda untuk Wisnu. Candi Prambanan sudah diperbaiki akibat gempa hebat yang mengguncang Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006.






Ada beberapa tips landscape yang akan saya sampaikan untuk meningkatkan skill fotografi anda.
1. Pakailah Tripod : Tripod yang kokoh dengan materi bahan yang kuat merupakan peralatan yang berguna dalam pemotretan landscape.
2. Memasukkan Latar Depan : Dengan cara yang sederhana, cukup dengan mengambil sudut pemotretan lebih ke bawah, maka bebatuan di komplek Candi Prambanan sebagai latar depan menjadikan foto yang lebih menarik.
3. Gunakan kamera digital berosolusi tinggi seperti DSLR.
4. Gunakan polarizer untuk warna langit yang lebih biru dan awan lebih dramatis. Detail di area terang juga tertangkap dengan baik.
5. Ada baiknya untuk filter GND atau ND untuk detail sehingga kontras dapat diperbaiki. Caranya tinggal memasang filter di depan lensa.
6. Pahami tentang aturan komposisi.
7. Pilihlah format gambar dengan kualitas terbaik. Menggunakan format RAW membuat pengolahan foto lebih fleksibel.
8. Lakukan pengaturan parameter cahaya, akan lebih baik dengan menggunakan mode manual (M), memilih aperture uamh tepat seperti f/8-11. Penentuan ISO rendah menjamin detail gambar yang lebih baik untuk foto landscape, sebaiknya ISO dibawah 400,seperti 100 dan 200. Tidak hanya itu penentuan shutter speed yang tepat akan membuat foto landscape lebih menawan.
9. Perbaiki gambar lewat Photoshop.

Setelah mendapatkan beberapa foto landscape yang menawan, kami langsung menuju candi Ratu Boko yang menjadi bagian dari tiket tur perjalanan kami dari Candi Prambanan. Istana Ratu Boko merupakan komplek istana megah yang dibangun pada abad ke-8. Bangunan megah ini dibangun oleh kerabat dekat pendiri candi Borobudur.



Kuncen Candi Ratu Boko


Sebelum pulang, saya, Dito , Gunta , Fatih dan Sidhi tidak lupa kembali ke Malioboro untuk sekedar berbelanja oleh oleh. Nah masih banyak lagi sebenarnya yang bisa kita gali di Yogyakarta, berhubung saya hari seninnya kuis, akhirnya kita memutuskan untuk pulang dengan naik travel menuju Bandung. Mudah-mudahan lain waktu saya bisa kesana untuk lebih menggali lagi kebudayaan dan keindahan dari Yogyakarta. 

Note : Tips and Trick source from Chip Foto-Video Digital.


1 comments:

goiq mengatakan...

jadi kangen sama Jogja.. udah lama ga kesana :)

Posting Komentar

said