Juni 29, 2011

Gerhana Bulan 2011

Setelah memanjat puncak menara mesjid Agung, saya melanjutkan pemotretan gerhana bulan. Dengan bermodalkan berita dan update timeline twitter, saya mendapatkan kabar bahwa pada hari itu juga akan ada gerhana bulan terlama dalam tahun ini, yakni dari 1 am - 4 am. Tidak banyak yang saya persiapkan, saya hanya menggunakan kamera beserta lensa tele saya dan hanya duduk di balkon lantai 2 rumah saya.

Tidak hanya itu, untuk menghilangkan rasa bosan dalam memotret gerhana, saya menghidupkan laptop dan berwifi ria di atas balkon. Saya sungguh beruntung karena tidak semua bagian kota Palembang dapat menikmati gerhana bulan ini, terlebih di Bandung. Teman-teman saya di Bandung mengaku bahwa disana sedang mendung dan hujan rintik.

 .Bulan sebelum gerhana.

 .1/4 Gerhana.

  .1/2 Gerhana.

 .3/4 Gerhana.

Kunci dari pemotretan kali ini yakni kesabaran, karena apabila kita tidak sabar, kita akan melewatkan berbagai momen yang terjadi pada saat kita meninggalkan lokasi. Ada satu yang menarik yakni terlihat bulan merah. Saya baru saja mengetahui dari kak Adhian bahwa bulan yang terlihat merah tersebut merupakan efek dari debu atmosfir, ini berarti lapisan ozon kita sudah sangat kotor dan masuk dalam tahap memprihatikan.

 .Red Moon.

Setelah mendapatkan apa yang saya inginkan saya pun tidur untuk mendapatkan tenaga pada saat pemotretan selanjutnya :D
.Bulan Esok Harinya.

Juni 28, 2011

Ranca Buaya part 2 : Pantai Santolo

Setelah menikmati hamparan indahnya taburan bintang di Rancabuaya, kami semua melanjutkan perjalanan menuju pulau Santolo. Dengan menaiki angkutan Rancabuaya-Santolo yang notabene hanya ada satu kali dalam satu hari, kami pun berangkat pada pukul 5.30 pagi. Pada perjalanan menuju pulau santolo yang kurang lebih 45 km, kita dapat menikmati pinggiran pantai yang disinari sinar matahari pagi.

Kita pun berhenti di cabang antara Rancabuaya dan Puncak Guha dan memutuskan untuk berjalan kaki untuk menikmati indahnya pinggir pantai yang terhubung ke pantai santolo. Sebelum berangkat kita sedikit berfoto untuk kenang-kenangan.
.Foto yang diambil Wira.

.Fakhrul n Dito in Action.

Kami memotong jalan dengan melalui sawah di pinggir pantai, tidak banyak yang saya potret pada saat melalui sawah becek ini, karena jujur saya saya beberapa kali hampir tercebur ke sawah akibat terpeleset.

.Wira n Dito.



Kami beruntung, pada perjalanan kami cuaca di Rancabuaya maupun Santolo sangat cerah dengan hamparan langit biru yang menawan. Kami berjalan kurang lebih 15km, dimana sepanjang perjalanan kami hampir kehabisan bekal.

.Saya di belakang sekali dari kamera Wira.






Kita sempat berhenti sebentar karena kelelahan dan hampir kehabisan air, soalnya air yang kita bawa ketinggalan di mobil angkutan.

.Long Way To Go.
Sampai di Santolo, kami langsung menuju "warung nasi biasa" dimana memang dari awal tujuan kami ke pulau Santolo yaitu kuliner seafoodnya yang lezat.

.Makan bersama yang diabadikan Wira.

.Berebut makanan yang  diabadikan Wira.

.Perjalanan pulang yang diabadikan Wira.

Perjalanan pulang kami pun memutuskan melalui jalan Pamempeuk Garut yang jauh lebih mulus jalannya, kami   mula-mula naik angkutan menuju terminal, lalu naik elf jurusan Pamempeuk-Leuwi Panjang. Karena sangat-sangat capek, seisi perjalanan kami tidur. Setibanya di Bandung, saya langsung memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke spot lain. Tunggu saja ceritanya :D

Daftar Harga :
1. Makan di Warung Sederhana : 15rb @orang
2. Angkutan Santolo - Terminal : 2rb
3. Elf Terminal - Leuwipanjang : 30rb
4. Angkot Daehkolot : 3rb 

Melihat Palembang dari Sisi yang Berbeda : Puncak Mesjid Agung

Siapa yang tidak kenal dengan kota Internasional satu ini. Palembang merupakan ibukota provinsi Sumatera bagian Selatan yang terkenal dengan makanan khasnya yakni Pempek. Tidak hanya terkenal akan kelezatan kulinernya, ternyata Palembang juga memiliki keindahan City Scapes yang sangat menawan. Dengan keindahan kota pada malam hari, membuat jiwa berpetualang saya ingin menghasilkan foto city scapes yang menawan.

.Jembatan Ampera.

.Kambang Iwak.

Petualangan dimulai ketika saya mendapatkan sms dari Septian bahwa malem ini ada ajakan kak Candut untuk naik ke tower mesjid Agung. Saya pun langsung menuju ke lokasi dimana kami biasa kumpul di sebuah warung kopi di pinggir hamparan sungai Musi. Saya selalu membawa tripod karena tripod merupakan kunci utama dalam mendapatkan gambar yang baik.

Ketika sampai ke lokasi mesjid Agung, saya tiba-tiba ingin buang air kecil. Lalu saya meminta kak Arman dan Indra untuk menunggu saya. Sewaktu selesai, ternyata saya sudah ditinggal, dikarnakan kak Candut dan Septian sudah di atas duluan, yang membuat kak Arman dan Indra meninggalkan saya. Alhasil saya memberanikan diri untuk naik sendiri ke tower.

Ketika naik sendiri, dalam keadaan gelap gulita, ternyata anak tangga di tower ini pun sangat kecil dan licin. Tidak hanya itu, keadaan tower ini pun sangat-sangat horror, membuat bulu kuduk saya berdiri. Akhir saya pun tiba di puncak pertama (dimana tower ini terdiri dari 3 puncak). Pemandangan kota Palembang pun seketika berubah menjadi sangat indah. Saya pun menggunakan GND 2 stop dan tripod untuk membantu tehnik slowspeed dalam pengambilan city scapes kali ini.

.KM 0 Palembang.

.Mesjid Agung.

.Kantor Pos dan Kantor Walikota.

.Jembatan Ampera.

.Jembatan Ampera.


.Monpera.

.2 Icon Palembang.

Tips dari saya untuk pengambilan gambar city scapes yakni : 
1. Gunakan Tripod yang kokoh untuk pengambilan tehnik slow speed.
2. GND dapat digunakan untuk menghasilkan gambar yang optimal.
3. Penggunaan CPL dapat berpengaruh untuk mendapatkan warna yang contrast.
4. Persiapkan fisik anda, jangan lupa untuk bawa jaket, memakai celana panjang dan sepatu. Kesehatan anda setelah pemotretan terpenting.
5. Jangan lupa untuk bawa minum dan cemilan, anda dapat sedikit bersantai ketika sedang mengambil gambar.

Ketika sampai di bawah, saya, kak Arman, kak Candut, Septian dan Indra pun tak lupa mengambil FR. Dan ini merupakan awal dari petualangan selanjutnya :D

.Foto yang diabadikan oleh kak Arman.

Berburu Sunrise di Cikoneng Bandung

Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa Cikoneng merupakan salah satu spot yang paling bagus untuk memotret matahari terbit atau yang biasa kita kenal dengan sebutan sunrise di Bandung. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari kampus saya di Dayeuhkolot, Cikoneng menjadi spot yang paling favorit saya bersama partner landscape saya Angga Kusumah. Banyak foto yang saya dapat di Cikoneng, karena dengan segala kesederhanannya, spot ini memberikan semua elemen baik itu air, gunung, sawah dan pepohonan.









Menarik bukan ? Alhamdulillah beberapa foto di atas sudah pernah di pajang dalam pameran bertemakan "Taste of Colour" dan dimuat dalam mading kampus. Cikoneng akan tetap menjadi spot favorit di hati saya :D

Juni 26, 2011

Kota Tua Jakarta

Beberapa waktu yang lalu, saya menyempatkan diri untuk memotret di kota tua Jakarta. Sebenernya ini merupakan keisengan saya bersama kak Adhian dikarnakan kami sama-sama mengidap insomnia atau biasa tidur pagi. Lalu kami pun memutuskan untuk berangkat ke kota tua jam 3.30 pagi, waktu itu saya sedang menginap di rumah kak Adhian di daerah Serpong.

Kota Tua Jakarta, atau biasa dikenal dengan Batavia lama berada di perbatasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kota tua biasa dikenal dengan "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16  karena Jakarta Lama merupakan pusat perdagangan di daerah Asia karena lokasinya sangat strategis dan memiliki kekayaan alam yang melimpah.


Sebelum tiba ke kota tua, kami menyempatkan dulu untuk berfoto di daerah monas.


Inilah beberapa foto landscape yang sempat saya abadikan pada saat berkunjung di daerah Kota Tua Jakarta.



Tips dari saya dalam menangkap arsitektur kota tua yakni : 
1. Gunakanlah mode manual kamera, karena anda dapat berkreasi dengan pencahayaan.
2. Jangan malas untuk membawa tripod, karena tripod merupakan teman bagi para landscaper.
3. Jangan malas untuk bangun pagi. Selain bangun pagi menyehatkan, cahaya pagi merupakan paling pas untuk landscape photography.
4. Pergunakanlah CPL + GND, untuk menghasilkan gambar yang optimal.
5. Berkelilinglah menggunakan kamera untuk mencari sudut-sudut yang bagus pada saat foto.

Mungkin itu saja cerita saya mengenai kota tua, saya sedang menyiapkan cerita-cerita lain yang menarik mengenai fotografi yang telah saya lakukan :D



Juni 24, 2011

Ranca Buaya part 1

Awal semester lalu Niken teman saya mengirim sebuah message yang isinya mengajak saya ke pantai. Karena pada dasarnya saya dari kecil selalu dibawa berwisata di pantai yakni pantai di pulau Bangka pada khususnya,saya pun mengiyakan. Padahal saya tidak tahu sama sekali gimana lokasi pantai ini, alhasil dengan bermodalkan searching, info mengenai pantai Ranca buaya pun saya dapatkan. Lalu terkumpulah para adventurer Rancabuaya yakni saya sendiri, Dito, Niken, Wira, Fakhrul serta Aulia yang memutuskan  untuk  backpackeran ke pantai Rancabuaya, yang notabene berlokasi di 120km dari pusat kota garut. Pantai ini menyimpan sejuta pesona keindahannya, dimana sunset menjadi yang paling di buru dari pantai ini. Perjalanan pun dimulai dari Bandung, dimana semuanya berkumpul pada jam 6 pagi di kosan saya. Dimulai dengan doa perjalanan pun dimulai.

Tujuan utama pertama yaitu dengan menyetop elf di atas tol terusan boah batu, Wira teman saya sempat mengabadikan sebuah senyuman seelum perjalanan panjang menuju ranca buaya dimulai.

.Foto bersama Niken yang diabadikan oleh Wira.

Ada satu yang unik, yakni kedatangan petugas tol dari bawah yang mengusir kami di atas tol, karena tindakan memberhentikan elf dari atas tol adalah tindakan ilegal. Jadi kami memutuskan untuk menuju terminal caringin untuk naik bis tujuan Garut. Perjalanan dari tol boah batu sampai ke terminal caringin bisa dibilang lancar karena pada saat itu Bandung tidak dalam keadaan macet. Cukup berganti dua kali angkot, yakni daehkolot - boah batu dan boah batu caringin, kami sampai di terminal. sesampainya di terminal kami segera menaiki bis bandung garut dimana menghabiskan waktu tempuh kurang lebih 2 jam untuk sampai ke terminal garut.

Di terminal garut kami tidak lupa untuk mampir ke sebuah warung kopi yang weunak tenan telor dadarnya. Kami pun membungkus beberapa nasi beserta lauknya untuk bekal makan malam kami di pantai Rancabuaya. Lalu kami segera naik ke elf garut ranca buaya, yang bisa dibilang tidak manusiawi, dikarnakan 1 elf bermuatan hampir 30 orang kalo saya tidak salah hitung :D

Dalam perjalanan menuju ranca buaya, cukup unik dikarnakan jalur ini memiliki jalan yang sangat rusak, berbatu dan terjal di antara tingginya bukit garut. Untung kami membawa antimo untuk membuat kantuk pun datang. Saya sendiri hampir kecewa dengan jalur yang kami tempuh, karena memakan waktu yang tidak sebentar, karena pada dasarnya saya mengincar sunset yang terkenal di Rancabuaya.

Ada satu percakapan heboh yang terjadi ketika perjalanan :
Saya : "bu kira-kira pantai Rancabuaya berapa lama lagi bu ?" (sembari menanyakan salah seorang ibu yang kebetulan duduk disebelah saya)
Ibu : "wah masih jauh banget dek, kira-kira 4 jam lagi"
Saya : ......... (hening, karena sudah pasrah ga akan dapet sunset Rancabuaya)
Kondektur : "dek siap-siap 10 menit lg kita sampai"

Timpang sekali bukan, teriakan dari abang kondektur serta merta membuat hati ceria. Sesampainya di Rancabuaya kami pun makan nasi bungkus yang kami beli di terminal Garut tadi.

.Makan bersama yang diabadikan oleh Wira.

Setelah perut sudah diisi perburuan Landscape pun dimulai. Inilah yang saya dapat ketika berada di Rancabuaya.




Dalam fotografi landscape, kesabaran menjadi kunci penting dalam menangkap sebuah momen, tidak hanya itu pula saya memberikan beberapa tips untuk menangkap sebuah landscape yang indah :
1. Jangan malas untuk membawa tripod, karena tripod merupakan kunci penting dalam menangkap sebuah landscape yang indah, terlebih apabila kita ingin memotret dengan tehnik slow speed. Lalu pergunakanlah tripod yang kokoh, mahal sedikit tidak apa-apa asalkan hasil yang diberikan sempurna.
2. Pergunakanlah GND (saya kebetulan mempunyai 1set yang terdiri dari  1,2 dan 3 stop keluaran HI-TECH). Lalu timbul pertanyaan, gimana dengan penggunaan GND keluaran cina seperti Ti*n Y*? Ada harga ada rupa, saya kebetulan sudah mencoba GND keluaran cina tersebut, hasilnya ada beberapa titik dimana color cast muncul pada hasil foto, sedangkan pemakaian GND keluaran HI TECH tidak ditemukan hal tersebut.
3. Pergunakanlah Circular Polarizer filter atau biasa disebut CPL, karena filter ini sangat membantu mengurangi efek warna lebih saturized dan contrast sehingga warna hasil foto yg dihasilkan jadi menarik.
4. Gunakanlah mode manual, sehingga anda dapat berkreasi dalam menghasilkan foto yang menawan.
5. Ketika kamera berada di tripod jangan lupa untuk mematikan Image Stabillizer, membuat foto yang dihasilkan lebih tajam.

Mungkin itu saja cerita saya mengenai kesan pertama saya ketika sampai pertama ke pantai Rancabuaya dengan pesona sunset yang menawannya. Satu hal lagi yang akan selalu saya ingat bahwa, ketika malam Rancabuaya kembali menampilan keindahannya hamparan bintang di langit beserta bintang jatuhnya :D



Info Harga : 
1. Angkot daehkolot : 2rb
2. Angkot boah batu : 2rb
3. Angkot Caringin   : 3rb
4. Bis Garut : 10rb
5. Elf Garut-Rancabuaya : 25rb
6. Penginapan u/ 6 orang : 30rb
7. Angkutan mobil Rancabuaya-santolo : 5rb *kurang lebih 45 km